Di
sebuah kebun, di suatu rumah sakit jiwa, aku bertemu dengan seorang pemuda yang
wajahnya pucat namun tampan dan penuh dengan impian. Aku duduk di bangku di
sebelahnya. Aku berkata, "Mengapa kau ada di sini?"
Ia melihatku dengan rasa heran, "Itu pertanyaan yang sulit, tapi akan
tetap kujawab. Ayahku menyuruh aku menjadi tiruan dirinya, juga pamanku. Ibuku
menjadikan bayangan dari suaminya yang pelaut sebagai contoh sempurna yang
harus kutiru. Saudaraku berpikir bahwa aku harus seperti dia, seorang atlet
yang baik. Dan guruku, seorang ahli filsafat, seorang pemusik, seorang pakar
logika, mereka juga ingin mendorongku menjadi pantulan dari diri mereka dalam
cermin. Untuk itulah aku datang ke tempat ini. Aku merasa di sini lebih waras
daripada di luar sana. Paling tidak aku bisa menjadi diriku sendiri."
Tiba-tiba ia berpaling ke arahku dan bertanya, "Tapi katakan padaku, apa
kau ke sini karena pendidikan dan bimbingan yang baik juga?" Kujawab,
"Bukan, aku hanya pengunjung."
Lalu ia menimpali, "Oh, kau hanya salah satu dari mereka yang tinggal di
rumah sakit jiwa di seberang dinding."
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana Dengan kata yang tak sempat diucapkan Kayu kepada api yang menjadikanya abu Aku ingin mecintaimu dengan sederhana Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Dulu waktu kamu pertama kali datang, rasa seperti dilahirkan kembali seakan aku tidak mengenal apapun, termasuk rasa sakit yang pernah jadi isi duniaku, seperti tangisan seorang bayi yang berubah menjadi tawa yang indah, kamu membawa perubahan baik dalam hidupku. Tapi.... Sebenernya aku benci sekali kalo harus bilang tapi, karena tapi itu berarti bertentangan. Dan aku tidak suka bicara tentang tapi ditengah kalimat indah yang hendak aku ceritakan padamu. Tapi pasti aneh kalo hidup itu tidak disambungkan dengan tapi karna semua yang hidup pasti bermetamorfosis sekalipun kupu-kupu yang terpaksa meninggalkan rumahnya karna ia harus tumbuh. Waktu masih usia belia aku ingin sekali jadi orang dewasa, tapi kini menjadi orang dewasa adalah hal yang paling menakutkan, seram sekali memikirkan tentang proses yang menjadi tua. Tapi itulah hidup, proses, berubah. Seperti hati ini yang sempat dilahirkan kembali setelah dimatikan oleh kekecewaan yang berat, harus dimatikan kembali. Tunggu dulu, agak cepat rasanya kalo langsung menceritakan endingnya, tragis sekali kalo semua penulis di dunia langsung memindahkan bab terakhir setelah bab pertama. Pembacanya pasti akan kebingungan, walaupun terkadang lebih baik kebingungan ketimbang mengetahui kebenaran. Seperti yang ku bilang tadi kalo hidup ini adalah proses. Yang jadi masalah bila kita tidak pernah tau seperti apa prosesnya. Tuhan memang keren, bisa sekali Dia buat proses yang bermacam-macam dengan pelajaran yang beragam pula. Aku mencintaimu kekasih, walaupun seharusnya kata kekasih sudah tidak boleh digunakan lagi dalam perbincangan ini, tapi tidak apa, anggap saja yang terakhir kali. Dulu waktu ku tetapkan hati ini untukmu, aku tidak memikirkan tentang resikonya. Karna ketika kita jatuh cinta, ya jatuh cinta saja. Kalo keburu memikirkan resikonya mungkin tidak ada manusia yang berani untuk jatuh cinta. Dan sekarang aku ingin bicara mengenai resiko yang sedang aku hadapi sekarang. Cinta hadir dengan baik dan ketika ia berubah menjadi tidak baik alangkah buruknya kalo kita terus menggenggam cinta itu. Bukan karna kita menyerah, bukan karna kita merasa sudah tidak ada harapan lagi, tapi karna kita tau cinta itu sudah tidak baik. Kini cinta yang pernah membuatku merasa seperti dilahirkan kembali itu, berubah memaksaku untuk berhenti. Cinta boleh datang dan pergi, bahkan begitulah cara kerjanya. Cinta akan datang dan pergi. Dia pernah datang dan sekarang akan benci dengan cara yang baik. Karna cinta itu tidak menyakiti, sebaliknya seringkali ego kita sendiri lah yang menciptakan sakit itu. Untuk itu, biarkan cinta itu pergi. Kita masih bisa hidup sebagai individu yang pernah saling belajar dari cinta yang sama, walau cinta itu sekarang pergi. Di Dunia ini tidak ada yang selamanya. Semua hal terjadi hanya untuk jadi pelajaran yg berbeda. Dan hatiku sudah kembali mati, mungkin butuh waktu yang lama sampai akhirnya sang maha cinta menitikan hati yang baru untuk melahirkan kembali rasa yang dulu.
Komunikasi ataupun hubungan dengan seseorang, akan
lancar kalo kita bisa masuk ke dunianya atau kita bisa dibawa masuk ke
dunianya. Aku tidak lancar dalam relationship karena aku cenderung asik dengan
duniaku sendiri dan tidak ada orang yang bisa dibawa masuk ke duniaku.
Aku suka mengamati. Apa yang aku amati? Orang-orang
dengan segala macam karakternya, dengan segala macam kebaikannya, dengan segala
macam kebusukannya. Tahu ngga kenapa manusia lebih sempurna dari malaikat?
Padahal manusia bisa penuh dosa sedangkan malaikat suci
Karena manusia diberi akal dan nafsu, sedangkan
malaikat tidak. Jadi wajar kalo malaikat suci sedangkan manusia bisa berlimang
dosa. Tapi karena itu, maka kedudukan manusia yang takwa bisa lebih tinggi dari
malaikat karena manusia diuji dengan nafsunya.
Ibaratnya kalo malaikat nilainya pas kkm (kriteria
ketuntasan minimum), manusia bisa lebih dari kkm dan bisa kurang dari kkm,
sedangkan iblis di bawah kkm. Jadi, manusia punya potensi lebih baik dari
malaikat, tapi juga berpotensi lebih rendah dari iblis
Setelah sekian lama aku bingung. Akhirnya aku
mengerti. Aku mulai paham tentang diriku. Untuk mengerti orang lain terlebih
dahulu aku harus mengerti diriku sendiri, dan untuk mengerti diri sendiri aku
harus menekan hawa nafsu agar suara hati dapat terdengar.
Dilan Bagian Pertama: Dia adalah Dilanku tahun 1990
Milea 1
(Dilan, hal 302)
Bolehkah aku punya pendapat? Ini tentang dia yang ada di bumi Ketika Tuhan menciptakan dirinya Kukira Dia ada maksud mau pamer
Dilan, Bandung 1990
Milea 2
(Dilan, hal 302)
Katakan sekarang Kalau kue kau anggap apa dirimu? Roti cokelat? Roti Keju? Martabak? Kroket? Bakwan? Ayolah! Aku ingin memesannya Untuk malam ini Aku mau kamu
Dilan, Bandung 1990
Jangan Jauh
(Dilan, hal 304)
Dik, jangan pergi jauh-jauh Kan ada darahku di tubuhmu
Dilan, Bandung 1990
Dilan Bagian Kedua: Dia adalah Dilanku tahun 1991
"Kalau limun menyegarkan, kamu lebih. Kalau cokelat diisi kacang mete katanya enak, tapi kamu lebih. Atau, ada roti diisi ikan tuna berbumbu daun kemangi, kamu lebih. Kamu itu lebih sehat dari buah-buahan. Tahu gak? Lebih berwarna dari pelangi. Lebih segar dari pagi. Jadi, kamu harus mengerti, ya, aku menyukaimu sampai tujuh ratusan tahunan, ditambah 500 tahunan lagi." (Dilan, hal 30)
"Kalau aku jadi presiden yang harus mencintai seluruh rakyatnya, aduh, maaf, aku pasti tidak bisa karena aku cuma suka Milea." (Dilan, hal 30)
"PR-ku adalah merindukanmu. Lebih kuat dari Matematika. Lebih luas dari Fisika. Lebih kerasa dari Biologi." (Dilan, hal 30)
"Aku ingin sekolah yang memberi tahu lebih banyak tentangmu melalui pendekatan Fisika dan Biologi." (Dilan, hal 31)
Dilan Bagian Ketiga: Milea, Suara dari Dilan
Dia
(Dilan, hal 129)
Kamu memiliki semuanya Seorang gadis di hujan September Tetap cantik meskipun bersin! Tapi harus kamu yang mau ke aku Seorang lelaki bergerak di atas tanah Otaknya lebih besar dari simpanse Semua milikmu untuk siapa, Nona? Untuk dia yang bisa membuat kamu senang Karena dia yang aku maksud adalah aku Jadi mari kita kerja sama Untuk sebuah rencana asmara.
Kekuatan
(Dilan, hal 132)
Kalau kamu adalah kekuatan, aku adalah Dilan Kamu sudah masuk ke mataku, meskipun aku ngantuk Masuk lebih jauh semakin membantuku Itu membuat darahku jadi berani kepadamu Aku ingin tenang membawamu kalau kau mau Berdua bersama kerak telor gratis Kamu boleh pilih di Dago atau di Sorga
Saya dan Dia
(Dilan, hal 144)
Kalau saya adalah ini, yang membuat senyumu Maka dia adalah orang lain yang membuat air matamu Jangan marah kepadamu yang sudah membuat lingkungan jadi indah, tentram dan damai Siapkan Sekarang, kamu ingin siapa yang datang menghiburmu? Kepala Sekolah membawa risoles dari kantin? Menteri Pendidikan membawa kunci jawaban? Malaikat membawa buah-buahan dari sorga? Pengusaha muda membawa yang harum pewangi? Ahli nujum? Tukang pijit? Tentara? Penari? Atau saya saja yang membawa kata-kata pilihan Saya akan senang mengatakannya dan kamu senang Jangan nangis, nanti kamu sakit kepala, Ada yang perlu saya bantu?
Puisi untuk Milea
(Pak Dedi, hal 169-170)
Langit akan mendung tanpa mentari Karena takkan lagi kulihat senyumannya Malam akan sunyi tanpa rembulan Karena takkan lagi kudengar tawamu Hilang asaku hilang harapanku Ingin teriak menembus langit yang beku dihatiku Agar kau bisa mendengar tangisanku yang kutahan di dalam sesak dadaku Hanya melalui puisi ini aku ceritakan deritaku bersama getaran hatiku Ingin aku menyapa serpihan kenangan bersamamu Agar tidak ada kesedihan mengenangmu Dari aku yang basah oleh air mata, Love you
Jumat Sore
(Dilan, hal 171)
Rindu sudah sampai di kepala Menyerang jatung dan sampai usus Aku dalam keadaan darurat Hai, Scooby-Doo, jangan bercanda Bisakah aku bertemu dengan Lia? Memberi aku tempat berlindung Dari godaan sunyi yang terkutuk
Sama-sama Bayi
(Dilan, hal 191)
Aku di mana waktu kamu masih bayi? Aku ingin menjagamu. Tapi, tapi, aku juga masih bayi waktu itu
Hari Lia
(Dilan, hal 191)
Pagi untuk Lia Siang untuk Lia Sore untuk Lia Malam untuk Lia Aku gak mau istirahat
Untuk Lia
(Dilan, hal 192)
Jeruk sudah dikupas tapi belum kumakan Karena aku nunggu Lia Segelas, lemon tea untuk berdua Aku menunggu kapankah Lia tiba Dan kaus kaki masih baru Jangan sampai Lia kedinginan Jangan kuatir Jaketnya adalah aku sendiri untuk Lia
Bajingan
(Dilan, hal 199)
Bajingan tetap bajingan Harus tetap bersinar di kegelapan Dengan semangat dan kebahagiaan! Jangan lupa rem dan jangan sampai salah belok Atau lebih baik istirahat di sini dan baik-baik saja
Dimana
(Milea, hal 330)
Aku rindu Dilan, kamu dimana, Dilan? Sini!!!
Jauh
(Milea, hal 331)
Apakah kamu rindu? Aku disini, Dilan Jauh.. Jauh..
Oleh-oleh Khas
(Dilan, hal 332)
Pada suatu hari di tahun 1991 Aku mengunjungi tempat-tempat kenangan Yang masih alami Dan mengenang kejadian-kejadian Khas tradisional dirinya Aku membeli banyak oleh-oleh Yang bersangkut paut dengan dirinya Untuk suatu hari nanti aku akan merasakannya Sendiri di sini Untuk suatu hari aku akan memikirkannya sendiri di kamar Ketika semuanya menjadi sebuah kenang-kenangan Tunggu, aku kembali
Penelitian
(Dilan, hal 333)
Menurut hasil penelitianku sendiri Kecepatan rindu menjadi sangat tinggi Dari waktu ke waktu menjadi lebih kuat Menjadi lebih cepat dari kecepatan cahaya Untuk memasukkan sebagian besar dirimu Ke dalam kepalaku!
Kesalahan Albert Einstein
(Dilan, hal 333)
Albert Einstein melakukan kesalahan Kalau ingin benar-benar sama dengan diriku Dia tidak memilihmu menjadi kekasihnya Sehingga dia tidak bisa sendirian di kamar Dan ingin bertemu denganmu!
Aku Kahlil Ghibran
(Dilan, hal 334)
Sebenarnya aku banyak yang harus dipelajari Dari Kahlil Ghibran Segala sesuatu yang aku baca semuanya Memiliki hal tentang dirimu Jadi itulah yang terjadi pada suatu hari Kerika aku merasa menjadi Khalil Ghibran!
Menembusmu
(Dilan, hal 334)
Setiap hal ketika aku menunggumu Waktu berjalan menjadi lebih lambat untukku Malam berjalan lebih lambat Siang berjalan lebih melambat Jam dinding bergerak lebih lambat Usia bertambah lebih lambat Dan saat mana jantukku berdetak lebih cepat Melebihi kecepatan cahaya Oleh keinginan bertemu denganmu
Jarak dan Waktu
(Dilan, hal 335)
Teoriku tentang gerak lurus Gerak lurus menjadi berubah tidak beraturan Apabila gerak lintasannya berubah menjadi garis tidak lurus Itu seperti aku yang bergerak mencari kecepatan Sekarang berapa jarak yang harus aku tempuh Berapa waktu yang aku butuhkan Untuk bisa bertemu denganmu?
Terima Kasih
(Dilan, hal 357) Terima kasih Lia, Terima kasih dulu kau pernah mau